Biografi Teuku Cik Ditiro Coretan


Sepenggal Kisah Cut Nyak Dhien Dan Teuku Umar

Di usianya yang masih belia, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Keduanya terpaksa mengungsi ketika Lampadang dikuasai oleh Belanda. Peristiwa itu terjadi pada Desember 1875. Pada Juni 1878, Lamnga tewas dalam perjuangan melawan Belanda di Gle Tarum. Diceritakan dalam buku Kisah dan Pahlawan Indonesia oleh Angga Priatna dan.


Perang di jalan Allah oleh Teuku Ibrahim Alfian Tengkuputeh

Teuku Ibrahim Lam Nga adalah putra dari Teuku Ujong Arun atau sering dipanggil dengan Imam Lamnga, seorang Uleebalang dari Mukim 13 Sagi 26. Kekuasaan dari Teuku Ujong Arun ini membentang hingga ke ujung Pulau Weh di Sabang. Teuku Ibrahim Lam Nga merupakan suami pertama dari Cut Nyak Dhien.


Sejarah Teuku Ibrahim Lam Nga Montasik Marjinal.id

(Most Indonesian surnames are not family names.) While growing up, Dhien was given a thorough grounding in Islamic studies as well as in domestic matters. Considered a prize catch by many local young men, she was given in an arranged marriage to Teuku Ibrahim Lamnga, the son of another military commander, when she was 12 years old.


Ke Aceh, Ganjar Diberi Gelar Teuku Ganjar Pranowo

Teuku Umar menikah untuk ketiga kalinya dengan sepupu kandungnya, Cut Nyak Dhien, anak dari pamannya Teuku Nanta Setia. Kala itu, Cut Nyak Dhien merupakan seorang janda yang ditinggal mati suaminya, Teuku Ibrahim Lamnga, yang gugur dalam perjuangan melawan Belanda.


BANTULAH ORANG LAIN ANAKKAN BAHAGIA Ust. Teuku Azhar Ibrahim YouTube

Ibrahim Lamnga meninggal di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda. Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut.


TEUKU UMAR

Teuku Ibrahim Lamnga is known to always be at the forefront of fighting the Dutch. When the Dutch declared war with Aceh, Cut Nyak Dhien's father and husband did not remain silent. They unite and inflame the spirit of the Acehnese. "Come on Acehness people, we must not give up, let's unite against the invaders, let's unite againts the.


AGIKgqPDmTcyBUuQ5aaEQtwN9D5AUQJHu5grnsZu750=s900ckc0x00ffffffnorj

At the age of 12, he was married by his parents in 1862 to Teuku Cek Ibrahim Lamnga, the son of uleebalang Lamnga XIII. They have one son. Share Comment Adolescence. On March 26, 1873, the Dutch declared war on Aceh, and began firing cannon fire into the mainland of Aceh from the battleship Citadel van Antwerp. The Aceh war erupted.


Teuku Fadhil Desciclopédia

Saat menginjak usia 12 tahun, ia dijodohkan dengan Teuku Ibrahim Lamnga, putra Teuku Po Amat, Uleebalang Lam Nga XIII. Suaminya seorang pemuda berwawasan luas dan taat kepada agama. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Dalam riwayat sejarah Aceh, Teuku Ibrahim berjuang melawan kolonial Belanda.


Perjuangan Teuku Umar Dari Perlawanan ke Penyerahan Diri (1) Jejak Islam untuk Bangsa

In 1863, when Cut Nyak Dien was 12 years old, he was betrothed to Teuku Ibrahim Lamnga, son of Teuku Po Amat, Uleebalang Lam Nga XIII. Her husband is a young man whose insight is broad and religious. Cut Nyak Dien and Teuku Umar are married and have a son. Aceh's historical history records that Teuku Ibrahim fought against the Dutch colonialists.


Biografi Teuku Umar Lengkap Ilustrasi

Nahasnya, pada 1878, Teuku Ibrahim Lamnga tewas dalam pertempuran. Cut Nyak Dien tidak menyerah, ia terus berjuang melawan Belanda dengan suami keduanya, Teuku Umar. Cut Nyak Dien, yang berjuang hingga akhir hayatnya, mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1964.


Teuku Umar Tokoh sejarah, Seni, Ilustrasi poster

Melansir dari situs Jakgo Smartcity Jakarta, Cut Nyak Dien menikah di usia muda dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Saat Lampadang diduduki oleh Belanda pada Desember 1875, Cut Nyak Dien mengungsi ke.


Biografi Teuku Cik Ditiro Coretan

National Hero of Indonesia. Spouse (s) Ibrahim Lamnga, Teuku Umar. Children. Cut Gambang. Cut Nyak Dhien or Tjoet Nja' Dhien (c. 1848 - 6 November 1908) [1] was a leader of the Acehnese guerrilla forces during the Aceh War. Following the death of her husband Teuku Umar, she led guerrilla actions against the Dutch for 25 years.


Teuku Rifnu Wikana Arsip FFI

Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga ketika usianya masih menginjak 12 tahun. Sejak menikah, Cut Nyak Dien kerap ditinggal oleh sang suami pergi berperang melawan kolonial Belanda di Aceh. Setelah berbulan-bulan pergi, Ibrahim pulang untuk menyerukan perintah mengungsi serta mencari tempat perlindungan yang aman.


SURAT TERAKHIR IBRAHIM LAM NGA Ruang Sastra

Teuku Ibrahim Lam Nga adalah putra dari Teuku Ujong Arun atau sering dipanggil dengan Imam Lamnga, seorang Uleebalang dari Mukim 13 Sagi 26. Kekuasaan dari Teuku Ujong Arun ini membentang hingga ke ujung Pulau Weh di Sabang. Teuku Ibrahim Lam Nga merupakan suami pertama dari Cut Nyak Dhien.. Perjuangan. Perjuangan Teuku Ibrahim Lam Nga dimulai ketika Belanda melakukan pendaratan pada tanggal.


Teuku YUSUF Head of Division HCMS & Change Management HCM Research profile

Tewasnya Ibrahim Lamnga di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 kemudian menyeret Cut Nyak Dhien lebih jauh dalam perlawanannya terhadap Belanda. Pada tahun 1880, Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar , setelah sebelumnya ia dijanjikan dapat ikut turun di medan perang jika menerima lamaran tersebut.


Teuku Ibrahim

Menginjak usia 12 tahun, Cut Nyak Dhien dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak saudara laki-lakinya. Melalui perjodohan itu ia menikah dengan seorang pejuang Aceh yang bernama Teuku Ibrahim Lamnga, mereka memiliki satu anak laki-laki. Pada masyarakat bangsawan Aceh, perjodohan antara sesama kerabat bangsawan adalah hal yang lumrah.

Scroll to Top