Susi Susanti Sang Juara Dunia! Ini Kata Para Pemeran Susi Susanti Love All YouTube
Susi Susanti - Love All opens with a sharp irony. A few decades after the 1965 tragedy, an anti-communist purge targeting Communist Party of Indonesia (PKI) party members, Communist sympathizers, Chinese-Indonesians, and alleged leftists, Indonesia's biggest chance to win its first Olympic gold is on the shoulders of a young Chinese-Indonesian woman.
Susi Susanti Berkisah Lewat Film Pokok dan Tokoh majalah.tempo.co
Medali emas yang diraih Susi Susanti adalah yang pertama untuk Indonesia. Tak berselang lama, medali emas kedua pun diraih di sektor tunggal putra lewat Alan Budikusuma, yang saat itu menjadi.
Susi Susanti Indonesian athlete Britannica
Contributor/Denpasar. Indonesian Icons is a column providing an in-depth focus on figures, elements and events that have defined the country, For us Indonesians, Susy Susanti will always be.
Biodata Susi Susanti Kaisar Soal
ciputra ir ciputra meninggal ciputra meninggal dunia susi susanti. Berita Terkait. Pensiun dari Atlet Bulu Tangkis, Susi Susanti Ternyata Sibuk Bisnis RS Ciputra Tambah Kapasitas Isolasi Buat Pasien Corona Anak Ciputra: Ini Hari yang Berat Bagi Kami Dimakamkan Hari Ini, Jenazah Ciputra Tiba di Jonggol.
Top 10 Fascinating Facts about Susi Susanti Discover Walks Blog
Susy Susanti lantas pensiun dari bulu tangkis pada 1997 saat berusia 26 tahun. Ia kemudian menikah dengan "pasangan emasnya" pada Olimpiade 1992, Alan Budikusuma. Deretan prestasi membanggakan dan keberhasilan mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia melalui bulu tangkis membuat Susy Susanti layak menyandang status legenda. Lihat Foto.
Susi Susanti bicara tentang Atlet Bulutangkis Olimpiade 2016
Susi Susanti hails from Indonesia and is known to many as one of the country's most prolific players. She represented Indonesia in the Olympics twice, winning the Olympic gold medal in the women's singles event in 1992. As a result of her victory, she became Indonesia's first Olympic gold medalist in badminton.
Profil Pebulutangkis Susi Susanti Raih Medali Emas hingga Kisah Hidup Jadi Film! Movieden
Lucia Francisca "Susi" Susanti Haditono (Chinese: 王蓮香; pinyin: Wáng Liánxiāng; Pe̍h-ōe-jī: Ông Liân-hiang; born 11 February 1971) is an Indonesia retired badminton player. Relatively small of stature, she combined quick and graceful movement with elegant shotmaking technique, and is regarded by many as one of the greatest women's singles players of all time.
Profil Pebulutangkis Susi Susanti Raih Medali Emas hingga Kisah Hidup Jadi Film! Movieden
Susi Susanti: Love All sedikit berbeda, dan karenanya jadi menarik. Sejak awal sekali, karakternya ambisius tingkat dewa. Percaya diri, tak takut apa pun, dan berani ambil risiko. Ia tinggal jauh dari orangtua, tak takut melawan orang-orang yang menyepelekan dirinya, dan berani protes pada pelatih dan sistem yang tak cocok dengannya.
SUSI SUSANTI KEHILANGAN MASA REMAJA DEMI JUARA DUNIA YouTube
Dia lalu memilih Laura Basuki untuk memerankan Susi dan Dion Wiyoko untuk peran Alan. Untuk memerankan Susi, Laura tak setengah-setengah. Sampai berminggu-minggu dia latihan bulutangkis dilatih langsung oleh Liang Chiu Hsia, pelatih asli Susi Susanti. "Laura sanggup membuat tokoh legenda yang kita banggakan ini, real di mata saya.
Biografi Susi Susanti Portal yang berisi informasi seputar biorafi
Susi Susanti was ethnic Chinese, a minority that was often discriminated against, but held economic clout. Those were different times. Badminton - bulutangkis, in local language - though was a common love, cutting across all ethnicities, and five lakh people were said to have lined the roads to receive Susanti and Alan Budikusuma when the.
Kisah Hidupnya Akan Diangkat ke Layar Lebar, Susy Susanti Begitu Sumringah
Susi has 18 Gold, 9 Silver, and 9 Bronze Medals to her name, gained by representing Indonesia in different tournaments between 1987 and 1997. Here are the top 10 fascinating facts about Susi Susanti. 1. She Was in Ballet and Gymnastics Class Which Helped With Flexibility. Susi was born on 11th February 1971 in Tasikmalaya, West Java, Indonesia.
Susi Susanti yang Tak Sedramatis Kisah Asli Historia
Four years later, Bang got revenge on Susanti at the 1996 Olympic Games in Atlanta, as she had spent time watching video of Susanti's play and used the knowledge to beat the Indonesian 11-9, 11-8 and reach the gold medal finals in women's play, sending Susanti home with the bronze medal. So admired was Susanti in Indonesia, the Olympic and.
Biografi Susi Susanti Lengkap Coretan
Susy Susanti dan Alan Budikusuma, yang kemudian menjadi suaminya, mampu mempersembahkan dua medali emas pertama Indonesia di level Olimpiade pada tahun 1992 di Barcelona. Dalam sejarah bulutangkis di level Olimpiade, cabang olahraga tersebut memang untuk pertama kalinya digelar sebagai perebutan medali pada 1992, setelah pada 1972 menjadi.
Exclusive Interview Film 'Susi Susanti Love All' Cinemags
Susi Susanti. Lucia Francisca Susy Susanti Haditono ( Hanzi: 王蓮香, Pinyin: Wang Lian-xiang, Hokkien, Pe̍h-oē-jī: Ong Lien Hiang lahir 11 Februari 1971) adalah seorang pemain bulu tangkis asal Indonesia keturunan Tionghoa. Ia terkenal dengan gaya bermainnya yang khas, badan yang bugar, triknya tidak dimiliki oleh siapapun, dan mental.
Susi Susanti Bulu Tangkis Kehilangan Pemain Panutan Tamu koran.tempo.co
A golden couple. At the Barcelona Games, Susy Susanti qualified easily for the final, outscoring her first four opponents 88-22. However, a determined Bang Soo-hyun of Korea won the first game 11-5. Then Susanti took charge, winning the second game 11-5 and the third game 11-3. Two hours later, her fiancé, Allan Budi Kusuma, won the men's.
Ada Kisah Lucu di Balik Nama Susi Susanti Uzone
Bulu Tangkis dan Tradisi Emas Olimpiade, Lanjutkan Indonesia Bisa!. Wawancara Eksklusif Jurnalis Kompas.com Farahdilla Puspa bersama Legenda Bulu Tangkis Indonesia Susy Susanti. KOMPAS.com - Legenda tunggal putri Indonesia, Susy Susanti, angkat bicara tentang pengalamannya tampil di Olimpiade. Nama Susy Susanti harum berkat kesuksesannya meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.