Lompat Batu Nias, Tradisi Unik di Dunia telisik.id


Foto Tradisi Lompat Batu Bawomataluo, Persiapan sebelum Perang

Sejarah Asal Usul Lompat Batu Nias. Mengutip dari Buku terbitan Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh, sejarah lompat batu Nias berawal dari kisah cerita Si Ulu dan anaknya Toho Lahowo. Dimana pada mulanya, Si Ulu membuat gundukan tanah agar anaknya bisa bermain dengan melompatinya.


Inilah Tradisi Hombo Batu atau Lompat Batu di Nias

Dari berbagai informasi, disampaikan bahwa lompat batu adalah syarat bagi lelaki Nias dianggap sebagai laki-laki dewasa secara fisik. ini adalah pernyataan d.


Mengenal Lompat Batu Yang Jadi Ikon Budaya Nias

Dalam tradisi ini, anak laki-laki yang dapat melompati batu setinggi 2 meter akan diakui bahwa ia sudah dewasa," ujarnya seperti diwartakan situs resmi DPR. Karena suku-suku di Nias mempunyai sejarah panjang soal melakukan pertahanan dengan membangun benteng pertahanan di desa-desa, maka fasilitas untuk melakukan lompat batu sangat mudah ditemui.


Lompat Batu Nias, Tradisi Unik di Dunia telisik.id

Tradisi Lompat Batu di Nias masih masih terus dilestarikan hingga saat ini. Namun, seiring berjalannya waktu tradisi tersebut sudah bukan menjadi tradisi sebagai syarat untuk mengikuti peperangan, melainkan menjadi salah satu simbol sebagai budaya masyarakat Nias. Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI.


Fahombo, Tradisi Lompat Batu Kebanggaan Suku Nias Where Your Journey Begins

Ibu kota Nias Selatan adalah Teluk Dalam yang berkedudukan di pulau Nias. Sejarah Tradisi Lompat Batu. Tradisi Lompat Batu telah berlangsung berabad-abad yang lalu. Tradisi dilestarikan bersama budaya megalitikum di pulau seluas 5.625 km2 yang berpenduduk 700.000 jiwa dan di kelilingi Samudera Hindia.


PUTRA SION'S BLOG SEJARAH LOMPAT BATU DI NIAS

Warga Nias menyebut Tradisi Lompat Batu, dalam bahasa setempat, dengan nama Fahombo. Sebuah tradisi yang hanya dilakukan oleh laki-laki suku Nias. Tradisi Lompat Batu biasanya dilakukan para pemuda dengan cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter untuk menunjukkan bahwa mereka sudah pantas untuk dianggap dewasa secara fisik. Selain.


ILMU JITU KOMPUTER DAN Sejarah Lengkap Lompat Batu ( Hombo Batu ) Nias

Tradisi lompat batu Nias oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah hombo batu atau fahombo. Batu yang sudah disusun setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 sentimeter harus dilompati oleh semua pemuda Nias yang sudah dianggap dewasa.. Menurut sejarah, fahombo pertama kali muncul karena seringnya terjadi peperangan antarsuku di Tanah Nias.


Tradisi lompat batu dari Pulau Nias,Sumatera Utara

Tradisi lompat batu ini berasal dari Kabupaten Nias, Sumatra Utara. Berikut ini adalah beberapa poin penting tentang sejarah, makna, dan cara melakukannya dalam konteks suku Nias: 1. Sejarah dan Warisan Budaya. Tradisi lompat batu memiliki akar sejarah yang panjang dalam budaya suku Nias. Tradisi ini diyakini berasal dari zaman dahulu.


Lompat Batu festival, literally means 'jumping over the stone' of Nias island Indonesia

Tradisi lompat batu Bawomatulo Foto: Antara/Irsan Mulyadi. Ketika ritual fahombo dilaksanakan, pemuda Nias akan mengenakan pakaian adat pejuang Nias. Batu yang harus dilompati dalam fahombo berbentuk seperti sebuah monumen piramida dengan permukaan atas yang datar. Tingginya tidak kurang dari 2 meter, dengan lebar sekitar 1 meter, dan panjang.


Langit Nias Nias 'Stone Jump' and their Meaning and Understanding History ('Lompat Batu' Nias

Tradisi Lompat Batu di Nias sebagai Warisan Budaya Nusantara. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat indah. Dibalik keindahan alamnya tersebut, Indonesia juga menyimpan ragam budaya, adat istiadat, dan juga tradisi yang hingga saat ini masih terjaga kelestariannya. Tradisi sendiri merupakan adat istiadat yang secara turun temurun dari.


The traditional stone jumping (lompat batu) in Southern Nias in the village bawoemataluo (hill

Ketahui Makna dan Sejarah Budaya Lompat Batu Nias, Simbol Kedewasaan Pemuda Nias. Awalnya lompat batu Nias dilakukan sebagai strategi perang antar suku, tapi sekarang pelaksanaannya untuk menunjukkan kedewasaan pemuda Nias. Ada banyak warisan budaya di Indonesia yang ditinggalkan nenek moyang kita. Beberapa di antaranya merupakan kesenian.


Tradisi Lompat Batu Nias Sejarah dan Rutenya dari Medan

Sejarah Tradisi Lompat Batu Nias. Tradisi Lompat Batu telah berlangsung berabad-abad yang lalu. Tradisi dilestarikan bersama budaya megalitikum di pulau seluas 5.625 km2 yang berpenduduk 700.000 jiwa dan dikelilingi Samudera Hindia. Tradisi Fahombo diwariskan secara turun temurun pada anak laki-laki. Namun, tidak semua anak laki-laki sanggup.


Tradisi Lompat Batu Nias Sejarah dan Rutenya dari Medan

Tetapi banyak adat istiadat Nias masih dipraktekkan, seperti lompat batu, upacara pernikahan dan terutama sekali, tarian tradisional dan musik. Lompat batu. Lompat batu (Hombo Batu) adalah praktek budaya Nias yang unik. Ini juga terkenal oleh orang Indonesia karena, upacara lompat batu Nias digambarkan pada uang lama seribu rupiah.


Tradisi Lompat Batu dari Nias ยป Media Lintas Nusa

Sejarah Lompat Batu berawal dari adanya konflik antar daerah saat Nias masih menjadi kerajaan.. Saat terjadinya konflik teritorial, mereka harus memanjat penghalang tinggi untuk sampai ke benteng pihak lain. Para prajurit kerajaan harus dapat melewati tumpukan batu yang tingginya mencapai 2 meter.


Xplorasi Menengok Tradisi Lompat Batu di Desa Bawomataluo, Pulau Nias

Sejarah Lompat Batu Nias. Potret Pemuda Nias Melompati Batu Setinggi 2 Meter (Foto: Instagram/@miya_holschre) Dahulu, di Pulau Nias sering terjadi perang antar kerajaan yang membuat para penduduknya merasa terancam, karena ancaman tersebut setiap kerajaan di daerah ini selalu menjaga diri dengan membangun pagar sebagai benteng pertahanan.


Tradisi Fahombo Lompat Batu sebagai Bentuk Ritual Kedewasaan di Nias

Sejarah Tradisi Lompat Batu Tradisi Lompat Batu ini sudah dilakukan sejak dahulu kala. Menurut sejarahnya, Tradisi Lompat Batu ini muncul karena kebiasaan masyarakat saat perang suku yang pernah terjadi di Nias. Konon pada saat itu, setiap kampung yang berperang mempunyai bentengnya masing-masing untuk menjaga wilayah mereka.

Scroll to Top