Mengenal Lompat Batu Yang Jadi Ikon Budaya Nias


Foto Tradisi Lompat Batu Bawomataluo, Persiapan sebelum Perang

Tradisi lompat batu merupakan tradisi yang berasal dari Pulau Nias yang terkenal, sehingga pernah dijadikan icon pada uang lama, 1000 rupiah. Lompat batu berbentuk piramida dengan permukaan datar, dengan ketinggian bervariasi, berkisar 2-3 meter, dan 1,8-2,2 meter, dengan ketebalan kurang lebih 40 cm.


Lompat Batu festival, literally means 'jumping over the stone' of Nias island Indonesia

Sejarah Asal Usul Lompat Batu Nias. Mengutip dari Buku terbitan Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh, sejarah lompat batu Nias berawal dari kisah cerita Si Ulu dan anaknya Toho Lahowo. Dimana pada mulanya, Si Ulu membuat gundukan tanah agar anaknya bisa bermain dengan melompatinya.


KEBUDAYAAN (TRADISI) tradisi lompat batu

Informasi Awal #. TRIBUNNEWSWIKI.COM - Fahombo batu atau lebih dikenal dengan nama Lompat Batu merupakan tradisi yang berasal dari Suku Nias. Tradisi yang menjadi ciri khas masyarakat di Pulau Nias ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki dengan melompati batu yang tingginya mencapai 2 meter dengan ketebalan batu 40 sentimeter.


Media Budaya Indonesia Lompat Batu Selalu Menjadi Daya Tarik Tradisi Budaya Di Nias

Awalnya, tradisi lompat batu berasal dari kebiasaan berperang antar desa suku-suku di pulau Nias. Masyarakat Nias memiliki karakter keras dan kuat diwarisi dari budaya pejuang perang. Dahulu, suku-suku di Pulau Nias sering berperang karena terprovokasi oleh rasa dendam, pembatasan tanah, atau masalah perbudakan.


Tradisi Lompat Batu Nias Diusulkan Jadi Warisan Dunia Bisniswisata

Tradisi Lompat Batu biasanya dilakukan para pemuda dengan cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter untuk menunjukkan bahwa mereka sudah pantas untuk dianggap dewasa secara fisik. Selain ditampilkan sebagai acara adat, Tradisi Lompat Batu ini juga bisa menjadi pertunjukan yang menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang ke sana.


Mengenal Tradisi Lompat Batu di Nias yang Tersohor

Tradisi Lompat Batu di Nias sebagai Warisan Budaya Nusantara. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat indah. Dibalik keindahan alamnya tersebut, Indonesia juga menyimpan ragam budaya, adat istiadat, dan juga tradisi yang hingga saat ini masih terjaga kelestariannya. Tradisi sendiri merupakan adat istiadat yang secara turun temurun dari.


Fahombo, Tradisi Lompat Batu Kebanggaan Suku Nias Where Your Journey Begins

Tradisi ini hanya dilakukan oleh laki-laki. Tradisi ini bisa ditemukan Desa Bawomataluo. Desa adat di Kabupaten Nias Selatan yang kental dengan Tradisi Lompat Batu. Bawomataluo dalam bahasa Nias.


Mengenal Lompat Batu Yang Jadi Ikon Budaya Nias

Beberapa di antaranya merupakan kesenian daerah yang terkenal di mata dunia. Salah satunya adalah tradisi lompat batu yang berasal dari Suku Nias yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Berikut penjelasan mengenai tradisi lompat batu Nias ini. Mengenal Tradisi Lompat Batu Nias, Simbol Kedewasaan Pemuda Nias Simbol Kedewasaan Pemuda Nias


Tradisi Lompat Batu Nias, Kearifan Lokal yang Mendunia YouTube

Salah satu tradisi yang paling terkenal dari masyarakat Nias Selatan adalah fahombo batu (lompat batu). Lompat batu ini khususnya dilakukan oleh masyarakat di Teluk Dalam. Berdasarkan website Warisan Budaya Takbenda Indonesia, tradisi lompat batu ini dilakukan oleh laki-laki. Ketinggian batu yang dilompati sekitar 2 meter dengan tebal 40 cm.


Tradisi Fahombo Lompat Batu sebagai Bentuk Ritual Kedewasaan di Nias

Awal mula tradisi lompat batu nias. Di Pulau Nias ini, khususnya bagian selatan, terdapat sebuah tradisi budaya yang sangat terkenal dan juga memiliki keunikan tersendiri. Tradisi tersebut adalah Hombo Batu atau lompat batu. Fahombo, nama lain dari tradisi ini, awal mulanya dilakukan oleh seorang pemuda Nias untuk menunjukan bahwa pemuda yang.


12 Olahraga Tradisional Asli Indonesia yang Harus Kamu Tau!

Awalnya tradisi Lompat Batu berasal dari kebiasaan berperang antar desa suku-suku di Pulau Nias. Masyarakat Nias memiliki karakter keras dan kuat diwarisi dari budaya pejuang perang. Dahulu, suku-suku di Pulau Nias sering berperang karena terprovokasi oleh rasa dendam, pembatasan tanas, dan masalah perbudakan.


Tradisi Lompat Batu ANTARA Foto

Setiap tradisi memiliki makna dan ciri khasnya masing-masing, salah satunya adalah tradisi Lompat Batu yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Tradisi Lompat Batu ini biasanya dilakukan oleh para pemuda dengan cara melompati tumpukan batu dengan ketinggian 2 meter dengan tebal mencapai 40 cm, hal tersebut dilakukan untuk menunjukan bahwa mereka.


Tradisi Lompat Batu Berasal dari Daerah Mana Ya? Cari Tahu Di Sini Yuk!

Tradisi lompat batu Bawomatulo Foto: Antara/Irsan Mulyadi. Ketika ritual fahombo dilaksanakan, pemuda Nias akan mengenakan pakaian adat pejuang Nias. Batu yang harus dilompati dalam fahombo berbentuk seperti sebuah monumen piramida dengan permukaan atas yang datar. Tingginya tidak kurang dari 2 meter, dengan lebar sekitar 1 meter, dan panjang.


Mengenal Lompat Batu, Tradisi Budaya dari Tanah Nias

Tradisi lompat batu merupakan tradisi asli yang berasal dari daerah Nias, Provinsi Sumatera Utara. Warga Nias sendiri menyebut tradisi lompat batu sebagai hombo atau fahombo, tradisi ini biasanya dilakukan oleh para laki-laki suku Nias untuk menunjukkan bahwa mereka telah dewasa. Meski terlihat sederhana, tradisi yang dikemas secara adat ini.


Inilah Tradisi Hombo Batu atau Lompat Batu di Nias

Tradisi lompat batu ini berasal dari Kabupaten Nias, Sumatra Utara. Berikut ini adalah beberapa poin penting tentang sejarah, makna, dan cara melakukannya dalam konteks suku Nias: 1. Sejarah dan Warisan Budaya. Tradisi lompat batu memiliki akar sejarah yang panjang dalam budaya suku Nias. Tradisi ini diyakini berasal dari zaman dahulu.


YANG UNIK DARI TRADISI LOMPAT BATU DI NIAS

1. Muncul dari kebiasaan masyarakat Nias zaman dahulu. Melansir dari laman negerikuindonesia, tradisi lompat batu sudah ada sejak dahulu kala. Tradisi lompat batu ini muncul karena kebiasaan masyarakat saat perang suku yang pernah terjadi di Nias. Dahulu kala, setiap kampung yang berperang mempunyai benteng masing-masing untuk menjaga wilayah.

Scroll to Top