Celengan di Situs Trowulan, Bukti Budaya Menabung Sudah Ada sejak Zaman Majapahit Inibaru


Celengan Terakota Majapahit Kura Kura Jual Antik the real antique

Tommy menyebut, celengan kuno banyak ditemukan di wilayah Trowulan, ibu kota Majapahit, dengan bentuk babi. Celengan dilengkapi dengan lubang kecil di bagian atas untuk memasukkan uang koin yang berlaku kala itu. Yakni, mata uang Ma, Kepeng, dan Gobog. Sehingga, jika ingin menggunakan uang tabungan, celengan harus dipecahkan.


Asal Usul Celengan, Dari Negara Eropa sampai Kerajaan Majapahit

Kisah Celengan dari Kerajaan Majapahit. MI. Mustafa Iman. 10 Maret 2022 17.52 WIB •. Celegan memang identik dengan budaya menabung masyarakat Indonesia. Mulai dari celengan tradisional dari tanah liat hingga yang sudah dimodifikasi sesuai perkembangan zaman. Tapi siapa sangka bahwa di zaman Kerajaan Majapahit juga sudah ada celengan untuk.


Museum Bank Rakyat Indonesia (BRI) Koleksi Artefak dan Mesin

Celengan babi Situs Klinterejo adalah bukti terakota pada zaman Majapahit. Terakota berbahan tanah liat sederhana dengan ukuran 20 centimeter x 10 centimeter, dengan minim langgam ukiran. Ditemukan dalam bentuk pecahan kemungkinan celengan jika telah penuh atau isinya ingin digunakan maka secara teknis akan dipecahkan.


Inilah Celengan Majapahit Tertua di Dunia, Bukti Abad 14 Telah Menggunakan Koin Intisari

Celengan. Penulis Ujang Mulyadi -. Oktober 25, 2022. 0. 2776. Tanah liat, Mojokerto, Jawa Timur, Abad 13 - 15. Seperrtinya budaya menabung telah dikenal oleh masyarakat pada masa Majapahit. Terbukti ditemukannya celengan terbuat dari tanah liat bakar. Istilah "celengan" berasal dari kata 'celeng', yang berarti 'babi' dalam bahasa.


Kisah Celengan dari Kerajaan Majapahit Infografik GNFI

Potret celengan gerabah yang baru dibakar di Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020). Kerajinan yang berusia ratusan tahun itu masih lestari hingga kini. Koleksi beragam celengan zaman Majapahit salah satunya bisa dijumpai di Museum Gubug Wayang.


Celengan Terakota Majapahit Kura Kura Jual Antik the real antique

Celengan Majapahit" ("The Disappearance of the Majapahit Piggy Bank") (Teater Koma, 2014d), "Kuda Perang.


Artefak Majapahit Museum Gubug Wayang Mojokerto

Celengan terakota Majapahit, abad 14-15 Masehi. Trowulan, Jawa Timur. (Koleksi Museum Nasional, Jakarta.) Celengan berbentuk ayam. Celengan merupakan nama umum untuk kotak akumulasi atau penabungan koin.Umumnya, celengan digunakan oleh anak-anak. Celengan biasanya terbuat dari keramik atau porselen.Celengan bertujuan untuk mengajarkan kepada anak untuk menabung.


SIDOARJOANTIK GALLERY Patung Terracotta Celengan Babi Majapahit Kuno Antik

Hal itu ditandai dengan penemuan sebuah celengan gerabah berbentuk 'Babi', diduga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. Sejarawan Pantura, Wijanarto mengatakan, istilah menabung atau mencelengi sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Beberapa prasasti menyebutkan itu. Baca juga: Sulit Menyisihkan Uang untuk Menabung? Coba Metode Kakeibo.


Celengan Era Majapahit Jadi Koleksi Terbaru Museum Ganesya Hawai Grup Malang

Memang, celengan ini ditemukan dalam bentuk serpihan-serpihan. Setelah berhasil disatukan ternyata celengan tersebut membentuk hewan babi. Benda unik peninggalan kerajaan Majapahit ini ditemukan di trowulan, Jawa Timur dan dipergunakan sekitar abad 14-15. Kini celengan tersebut bisa Kamu saksikan di Museum Gajah, Jakarta, karena kini celengan.


Celengan di Situs Trowulan, Bukti Budaya Menabung Sudah Ada sejak Zaman Majapahit Inibaru

Bahkan, ada filosofi lain yang terkandung dari masifnya masyarakat Majapahit memanfaatkan celengan untuk menabung kala itu. "Celeng (bahasa Jawa dari babi) itu kan hewan yang makannya banyak dan berperut besar. Jadi diasosiasikan dengan kemampuan menyimpan kekayaan dalam jumlah yang banyak," tutur Tommy.


Celengan Kuno Peninggalan Masa Kerajaan Majapahit YouTube

Scroll Untuk Melanjutkan. Menurut Kelompok Kerja (Pokja) Museum Pusat Informasi Majapahit (PIM) Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), Jawa Timur, Kuswanto di zaman Majapahit celengan babi merupakan simbol kemakmuran tera kota kerajaan. "Celeng itu kan perutnya gendut. Itu simbol kemakmuran. Buktinya, celengan babi kan juga di jadikan.


Ini Fotofoto Terakota Majapahit, Koleksi Berharga Museum Trowulan Mojokerto

Arkeolog Supratikno Rahardjo dalam Tradisi Menabung dalam Masyarakat Majapahit: Telaah Pendahuluan Terhadap Celengan di Trowulan menyebut belum diketahui secara persis berapa banyak jumlah celengan yang dibuat. "Tetapi ada kesan bahwa bentuk babi menempati jumlah terbanyak, kemudian domba, kura-kura, kuda, dan gajah," tulis Supratikno yang termuat dalam Monumen: Karya Persembahan untuk.


Financial Freedom Era Majapahit Celengan Majapahit (Majapahit piggybank) YouTube

Majapahit Piggy Bank. Ashmolean Museum of Art and Archaeology. Oxford, England. A rare specimen of the ancient piggy bank of Java resides in one of the unassuming corners of the Ashmolean.


Celengan Era Majapahit Jadi Koleksi Terbaru Museum Ganesya Hawai Grup Malang

Celengan Babi. Celengan banyak ditemukan di situs Trowulan, ibukota kerajaan Majapahit. Pembuatan celengan telah berkembang antara abad ke-13 dan 15. Celengan yang pernah ditemukan terdiri dari tiga bentuk: manusia berupa anak kecil, binatang (babi atau celeng, domba, kura-kura, dan gajah), dan yang terbanyak berupa guci.


Kisah Celengan dari Kerajaan Majapahit Infografik GNFI

Celengan berbentuk babi kecil itu menunjukkan bukti tradisi menabung masyarakat zaman Kerajaan Majapahit. Celengan ditemukan tim ekskavasi Situs Klinterejo yang dinaungi Balai Pelestarian Kebudayaan XI Jawa Timur. Panjang sekitar 18 sentimeter dan lebar 12 sentimeter. Celengan tidak ditemukan utuh melainkan dalam bentuk kepingan atau pecahan.


Family Adventures Majapahit Empire Ruins Full Day Tour (Private)

CELENGAN banyak ditemukan di situs Trowulan, ibukota kerajaan Majapahit. Pembuatan celengan telah berkembang antara abad ke-13 dan 15. Celengan yang pernah ditemukan terdiri dari tiga bentuk: manusia berupa anak kecil, binatang (babi atau celeng, domba, kura-kura, dan gajah), dan yang terbanyak berupa guci. Menurut arkeolog Supratikno Rahardjo.

Scroll to Top